KKMD Jawa Tengah Goes to Mangrove Jatim (1/3)

Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Provinsi Jawa Tengah melakukan Studi Komparasi pengembangan ekosistem mangrove di Provinsi Jawa Timur pada 8 – 10 September 2022. Ekosistem mangrove merupakan salah satu jenis ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim dan aktivitas manusia. Oleh karena itu perlu adanya kolaborasi lintas sektor agar ekosistem mangrove tetap lestari. Pada hari pertama, KKMD Provinsi Jawa Tengah berkesempatan untuk mengunjungi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Ujungpangkah Kabupaten Gresik.

Kedatangan Tim KKMD Provinsi Jawa Tengah disambut oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Bapak Suyono, S.H., S.Sos., M.M. Beliau memaparkan bahwa KEE Ujungpangkah merupakan lokasi konservasi alam yang dekat dengan kehidupan masyarakat khususnya Kecamatan Ujungpangkah. Secara geografis, KEE Ujungpangkah terletak muara Sungai Bengawan Solo di Desa Banyuurip, Desa Pangkahkulon dan Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik dengan luas total 1.554,27 Ha. Pengelolaan KEE Ujungpangkah telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Timur No. 188/233/KPTS/013/2020 tanggal 12 Mei 2020 tentang Pengelola KEE Mangrove Ujungpangkah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur yang diketuai oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Gresik. Keanggotaan KEE tersusun atas lintas stakeholder yang terkait, yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Gresik, Dunia Usaha, Akademisi dan Pegiat mangrove. KEE Ujungpangkah merupakan salah satu KEE yang berada di Provinsi Jawa Timur. 

(Gambar 1: Suasana Hijau KEE Ujungpangkah)

Bentang alam KEE Ujungpangkah memiliki karakteristik pantai berpasir dengan hutan mangrove yang didominasi oleh jenis Rhizophora sp. dan Avicennia sp. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh BBKSDA Jawa Timur, terdapat 72 jenis burung air dimana 29 jenis diantaranya merupakan burung migran, antara lain undan (Pelecanus conspicillatus), gegajahan timur (Numenius madagascariensis) dan bangau bluwok (Mycteria cinereal). KEE Ujungpangkah merupakan KEE pertama diluar Kawasan Konservasi diusulkan menjadi Situs Ramsar pada tahun 2021 dimana KEE Ujungpangkah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yaitu, berada di kawasan estuari Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo yang merupakan benteng pertahanan alami pesisir dari intrusi air laut dan abrasi, memiliki kemampuan dalam penyerapan karbon, memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi serta mampu mendukung kelestarian kehidupan makhluk hidup yang hidup didalamnya.

(Gambar 2: Foto Bersama di KEE Ujungpangkah)

Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Bapak Dadang Somantri menyepakati apa yang disampaikan oleh Bapak Asisten bahwa pengelolaan ekosistem mangrove tidak hanya menekankan pada sisi konservasi saja, namun perlu adanya pemberdayaan masyarakat serta penguatan forum agar arah pengelolaan kawasan menjadi lebih terarah. Peran Dunia Usaha sangatlah vital mengingat terdapat tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan nilai-nilai positif disekitarnya.

(Visited 680 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *